Tips Mengamankan komputer dari virus

Malicious software (malware) merupakan sebutan umum untuk keluarga virus dkk.
Peranti lunak mencurigakan telah berkembang pesat dalam satu dekade ini. Virus
adalah generasi paling umum dan paling dikenal di Indonesia dari keluarga
malware. Diciptakan untuk merusak sistem komputer, virus sangatlah meresahkan pengguna
komputer. Sampai saat ini, virus telah mencapai jumlah yang mengesankan. Jumlahnya telah
mencapai angka juta. Tidak sebading dengan jumlah penawarnya, antivirus. Tiap detik jumlahnya
selalu bertambah seiring dengan majunya teknologi informasi dan kebutuhan batin akan merusak
milik orang lain. Hal ini yang membuat vendor antivirus kewalahan meng-crack virus dan
membuatkan signature untuk produk antivirus mereka. Tak hanya mereka, kitapun kewalahan jika
harus tiap hari mengupdate signaturenya. Tambahan paling menyebalkan, kita tidak bisa
mengandalkan antivirus saja jika ingin menantang perang terhadap mafia internet. Antispyware,
anti rootkit, e-mail protector, dan lain sebagainya dibutuhkan untuk mencegah anggota keluarga
lain dari virus seperti trojan dan worm. Pencegahan paling aman adalah tidak menggunakan
komputer sama sekali. Putuskan koneksi, cabut semua kabelnya, dan buang komputer anda ke
laut. Namun pilhan ini sulit sekali diterapkan, karena di zaman IT ini kita mau tak mau harus
menggunakan komputer untuk memudahkan kerja kita sehari-hari. Sudah tak mungkin lagi
mengamankan komputer kita 100% dari serangan virus dkk. Namun kita masih bisa mengurangi
persentase kekalahan kita. Bagaimana mengamankan komputer dari serangan virus? Bagaimana
mencegah virus masuk dan merusak komputer kita? Bagaimana mengamankan data pribadi anda?
Bagaimana mengamankan Windows dari virus? Saya akan coba menjawab semua tantangan
tersebut. Inilah hasil dari pengalaman pribadi saya dalam menghadang virus agar tidak membuat
kisruh di komputer.

Tips 1: Gunakan Linux
Jika anda masih ngotot menggunakan Windows, pakailah Linux secara bersamaan. Memang
tidak ada sistem operasi yang 100% aman. Namun Linux jauh lebih stabil dan aman daripada
Windows. Linux kebal virus? Memang. Namun tidaklah sampai 100%. Dalam kurun waktu beberapa
tahun hanya sedikit virus yang dikembangkan di Linux. Karena sifatnya yang meminta otoritas root
untuk setiap perubahan yang ingin dilakukan. Perbedaan sistem antara Windows dan Linux,
membuat file executable dari Windows tidak akan bisa berjalan di Linux. File Autorun.inf yang
biasanya digunakan para virusmaker untuk menjalankan virusnya otomatis tidak akan berjalan di
Linux. Memang ada banyak metode penyebaran virus, namun setidaknya untuk virus yang
menggunakan autorun bisa ditangani dengan DELETE saja. Apalagi untuk virus-virus lokal, yang
kebanyakan menyebarkan diri dengan hanya melakukan rekayasa sosial seperti meyamar dengan
icon folder. Di Linux, ketika anda mencolokkan UFD dan mencoba melihat isinya, semuanya akan
terlihat. Linux akan membedakan icon untuk ekstensi suatu file dengan file lain. Misalnya untuk file
*.exe iconnya warna hijau, dan file *.odt warnanya biru muda. Virus tidak akan mampu mengecoh
anda karena persepsi folder di Linux dan Windows berbeda. User akan sulit dikibuli.
Banyak virus yang menjadikan atribut semua file “hidden” termasuk dirinya sendiri. Dengan
Linux, mereka tidak bisa seenaknya mengubah option untuk hiding file. File yang hidden akan
kelihatan di Linux. Iconnya biasanya samar-samar, namun tetap kelihatan. Meski ada opsi menghide
file beratribut hidden, namun bisa anda aktifkan kembali. File tidak memiliki hak akses. Jadi,
anda bisa leluasa menemukan file yang tersembunyi. Juga termasuk file yang membuat putus asa
karena di Windows Folder Option sudah tidak bisa dakses, dan file tersebut adalah dokumen yang
sudah anda ketik seminggu penuh. Jika file itu hanya di-hide maka Linux bisa menunjukkannya
untuk anda. Selamatkan file itu.

Strateginya, jika ada UFD teman yang anda perlu filenya, anda tidak perlu masuk ke Windows
dulu. Masuklah ke Linux dan lihat apakah ada file mencurigakan yang beratribut hidden. Cari juga
apakah ada pemicu bernama Autorun.inf dan lihat isinya. Jika mengarah ke file yang mencurigakan,
hapus file tersebut. Anda juga boleh mengubah atribut file hidden menjadi unhide dan archive.
Biasanya Linux akan minta otoritas. Jika berhasil, resiko kemasukan virus di Windows akan mengecil
hingga 20%. Cara ini biasanya saya lakukan jika ada UFD teman yang mau dibersihkan virusnya.
Atau membersihkan UFD saya setelah nancap di komputer warnet. Di sinilah kelebihan Linux. Selain
gratis juga aman dari virus :D
Tips 2: Install Antivirus Windows di Linux
Jika anda masih khawatir Windows terserang virus, cobalah install antivirus Windows di Linux.
Gunakan Wine untuk mengemulasi lingkungan Windows di Linux, sehingga anti virus akan berjalan
mulus di Linux. Saya menggunakan Avira AntiVir yang dijalankan oleh Wine di Mandriva. Saya juga
memakai Wine untuk mengemulasi PCMAV supaya bisa menghalau virus lokal sebelum masuk ke
Windows. Hasilnya cukup ampuh. Anda tidak perlu mengotori Windows kesayangan anda dengan
virus jika memakainya. Sebelum mengerjakan tugas dari flashdisk teman, masuklah dulu ke Linux
dan scan dengan anti virus. Dijamin komputer (terutama Windows) akan lebih aman.
Jika antivirus anda bisa berjalan baik melalui Wine, bersyukurlah. Anda bisa melakukan ritual
“babat alas” di sini. Pilihlah anti virus yang hemat memory karena Wine belum bisa mengemulasi
dengan sempurna. Avira AntiVir berjalan cukup lambat ketika start, namun saat scanning selalu
mulus dan relatif cepat karena dia hemat memory. PCMAV memang agak rakus memory, namun
ketika scan dia berjalan begitu cepat . Silakan anda coba dan rasakan performanya ;)
Tips 3: Updatelah anti virus Secara Teratur
Karena virus baru bermunculan tiap detiknya, updatelah anti virus supaya anda tidak kalah
perang dengan mafia IT. Usahakan signaturenya tetap baru agar selalu siap memberantas virus. Jika
komputer anda tidak terkomeksi ke internet langsung, atau jika dana kurang, updatelah minimal 2
minggu sekali. Ini akan mengurangi resio kalah perang melawan virus. Sebaiknya masukkanlah file
update ke dalam folder tersendiri dan namai folder dengan tanggal didownloadnya signature.
Dengan begitu anda akan mudah melakukan update dan aman menghapus signature yang sudah
tidak berguna.
Tips 4: Updatelah Software yang Anda Punya, termasuk Sistem Operasi dan Driver
Meski kini Microsoft telah mencanangkan strategi ampuh untuk mengupdate OS mereka
dengan sangat cepat, kita tetap harus waspada. Memang para hacker merasa sedikit kewalahan
dengan kelakuan baru Microsoft ini, namun mereka kini menemukan cara lain. Karena menyerang
OS sudah mulai sulit, mereka mencari celah di tempat lain dalam OS tersebut, yaitu software yang
berjalan di atas OS anda. Anda sangat diharapkan mengupdate software general seperti browser,
office suite, multimedia player, PDF reader, dan lain-lain. Baru-baru ini hacker berhasil menemukan
celah keamanan pada Google Chrome yang baru beberapa jam dirilis. Hacker bisa saja
mengendalikan browser anda dari jauh dan mencoba masuk ke sistem anda secara ilegal. Maka dari
itu updatelah software anda secara teratur jika anda memiliki koneksi internet langsung. Secunia
Personal Software Inspector dapat membantu anda menganalisa software mana saja yang belum
diupdate pada sistem anda. Kalau perlu dia akan mendownloadkan updatenya untuk anda.
Tips 5: Jangan Ceroboh Mengelola USB Flash Disk
jangan sembarangan menancapkan UFD di komputer lain. Jika terpaksa scanlah dengan anti
virus di komputer anda sesudahnya. Juga jangan sembarangan menancapkan UFD orang di
komputer sendiri. Jangan pernah lupa scan dengan anti virus.

Bagaimana jika di komputer teman tidak ada anti virus? Copy installer anti virus anda ke
flashdisk, supaya bisa diinstall dimanapun anda colokkan UFD anda. Untuk mudahnya, bawa serta
anti virus portable seperti PCMAV agar mudah melakukan scan. Pengalaman dari masa hancurnya
Windows saya telah mengajarkan bahwa berhati-hati adalah kunci sukses. Internet bisa menjadi
gudang virus yang siap merusak komputer anda apapun sistemnya. Saya selalu membawa serta
installer AVG dan AntiVir dalam UFD agar bisa digunakan ketika di komputer teman tidak ada anti
virus. Jika anda belum punya, cobalah memakai versi free. Sudah cukup kok untuk membasmi virus
(meski cuma AVG yang menawarkan proteksi spyware). Dengan freeware, kita bisa menekan
jumlah pembajakan di negeri kita. Sekalian beramal gitu lho!
Tips 6: Cermatlah Dalam Mengelola E-mail dan Attachment
E-mail adalah sarana paling mudah untuk penyebaran virus. Melalui fitur attachment,
siapapun bisa mengirimkan file lain bersama dengan e-mail. Bisa file gambar, multimedia,
dokumen, dan juga program. Dengannya, mengirimkan virus menjadi sangat gampang. Jika anda
membaca e-mail berattachment secara offline, scan dulu dengan anti virus. Jangan buka
attachment dari sumber yang tidak jelas dan mencurigakan. Juga hindari mengklik link dalam email.
Cracker sekarang sudah pintar-pintar. Mereka biasa memalsu link supaya anda masuk ke
website online banking jebakan (yang juga palsu). Mereka mengambil data kartu kredit anda karena
ketika login, anda akan menemukan pesan error meski semua data anda telah valid. Dalam sekejab,
uang anda akan dikuras oleh mereka. Tindakan seperti ini namanya phishing . Jangan mudah
percaya terhadap janji-janji muluk yang diberikan e-mail kaleng. Biasanya mereka tak lebih dari
sekadar penipuan karena nama perusahaan besar yang dicantumkan itu hanya kedok supaya calon
korban percaya. Cek kebenaran e-mail di website resmi perusahaan yang namanya tercantum di email
tersebut.
Tips 7: Tingkatkanlah Pengetahuan Anda Tentang Virus
Cobalah luangkan waktu anda untuk membaca artikel tentang virus komputer. Baik di media
cetak ataupun online. Bagus juga bila anda sisihkan sebagian budget anda untuk membeli majalah
komputer. Kunjungi website yang dapat memperkaya wawasan anda. Website seperti Vaksincom
adalah contoh yang sangat bagus untuk mencari info seputar kelakuan virus lokal maupun manca.
Websitenya berbahasa Indonesia (ya iyalah yang punya orang Indonesia) jadi lebih mudah
dimengerti. Jika anda sedang bingung mencari antivirus yang cocok untuk komputer anda, coba
kunjungi AV-Comparatives untuk melihat perbandingan semua antivirus komersial di dunia. Di sana
anda juga disuguhkan berbagai macam info mengenai virus maupun antivirusnya. Sangat lengkap,
anda bisa melihat hasil benchmark anti virus dan melihat kebenaran dari semua iklan anti virus di
majalah. Anda bahkan bisa mendownload hasil benchmark mereka dalam format PDF. Terakhir
saya lihat pada 31 Desember 2008 pemenang semua perbandingan benchmark adalah Avira AntiVir
pada posisi pertama. Avira dinobatkan sebagai anti virus terbaik 2008 (saya nggak promosi lho
meskipun suka tapi kan gak boleh terlalu subyektif) Yah, pendapat tiap organisasi berbeda-beda sih,
tapi dengan begini kita kan jadi lebih teliti memilih anti virus :D Alternatif untuk mereka adalah
PCAntivirusReviews yang juga melakukan perbandingan anti virus, meskipun mereka sekalian jualan
;) (:
Sebaiknya anda juga mengetahui teknik dasar para pembuat virus dalam melancarkan
aksinya. Mereka biasanya memanipulasi virus mereka supaya tersamar dengan baik dan tidak
dianggap ancaman oleh user. Ada virus yang bersifat pasif (harus dieksekusi/diklik untuk bisa aktif)
dan ada yang aktif/berjalan otomatis begitu drive di-boot. Yang pasif selalu mengandalkan
penyamaran icon untuk si virus. Meskipun virusnya berekstensi EXE namun bisa jadi iconnya DOC.
Pengguna awam akan tertipu karena dianggapnya itu salah satu tugas yang harus dikerjakannya.
Namun apa yang terjadi? Virus malah menjangkiti komputernya. Biasanya virus yang otomatis

memakai sarana Autorun.inf yang (selalu) beratribut hidden. Jika anda menancapkan UFD anda,
dan ada file autorun yang bertugas memanggil virus jika UFD ditancapkan, maka virus akan berjlan
langsung karena autorun ini. Memang fungsi Autorun.inf ada beragam dan memang sebagian
bermanfaat, namun cobalah lebih teliti agar tidak ada makhluk asing yang menyusup ke komputer
anda. Cermatlah dalam mengelola file anda, dan ketahui macam-macam jenis file. Bedakan yang
executable (exe atau com) dengan dokumen (doc atau xls). Sebaiknya anda matikan pilihan Do not
show hidden files or folders di Folder Option. Jadi file-file yang tersembunyi dapat anda temukan
dengan mudah. Tanyakan pada teman anda yang lebih mengerti agar anda bisa mencegahnya
sendiri kalau-kalau teman anda tidak ada. Cobalah mempelajari meskipun sedikit yang penting
berguna bagi keselamatan data anda. Mencegah lebih baik daripada mengobati bukan?
Tips 8: Backup Data Anda
Mengurangi jumlah kerugian akibat ulah virus sangat perlu. Sebaiknya jangan meremehkan
komputer yang tidak terkoneksi. Bisa saja dari UFD komputer tersebut tertular. Maka dari itu
pencegahan sangat perlu. Buatlah cadangan data terhadap data penting anda. Sehabis mengetik,
simpan. Namun jangan di satu tempat saja, cobalah menyimpannya di tempat lain. Saya
menyimpan semua data penting saya di drive C: lalu saya copy ke D: Setelah beberapa minggu data
tersebut berjumlah semakin banyak(maklum hasil download semua). Setelah mencapai jumlah
tertentu, saya burn data tersebut ke CD/DVD. Beres? Belum tentu. Anda harus memeriksa file
backup dahulu dengan av sebelum burning. Jika ada virus di dalamnya, sama saja bohong.
Setelahnya coba anda tes hasil burn, apakah berjalan baik atau tidak. Gunakan software backup bila
perlu. Ace Backup bisa menjadi alternatif untuk Nero yang mahal. Tidak masalah apapun tool yang
anda pakai yang penting berfungsi dengan baik dan anda suka. Bila ada file buesar yang tidak muat
dimasukkan ke CD/DVD anda bisa memecah file itu menjadi beberapa bagian. Gunakan saja Gsplit,
tool free yang cukup bagus untuk splitting. Jika anda pernah mendownload file besar (seperti film
atau program) di filesharing, mungkin anda pernah menemui file yang dibagi ke beberapa part
saking besarnya file tersebut. Nah, untuk memecah file itu digunakanlah aplikasi semacam ini.
Berikan label pada CD/DVD untuk menandai apa saja isi CD/DVD backup tersebut (kalau anda
memilih media optik sebagai sarana backup). Kalau perlu anda buatkan katalog isi backup dan print
out lalu tempelkan di CD/DVDnya. Kalaupun tidak ada printer di rumah, jika anda cukup rajin, tulis
saja di kertas. Jika anda memiliki harddisk lagi (atau harddisk lawas yang dikira sudah nggak perlu)
bisa anda berdayakan untuk backup. Bisa juga memanfaatkan harddisk online GRATIS yang kini
ukurannya semakin besar. Contohnya Humyo 30GB, Xdrive 5GB, Adrive 50GB, Box.net 1GB, Boxstr
5GB, Gigabank 1 GB, Mozy 2GB, dan banyak lainnya. Namun kendala koneksi Indonesia yang masih
bekicot membuat saya jarang menyarankan backup online. Mungkin nanti kalau koneksi di negeri
kita sudah lebih baik, kita bisa melakukan upload file besar dengan leluasa. Selain sangat (mungkin
sudah sangat keterlaluan) murah karena kita bisa memperoleh harddisk beneran gratis, data
kitapun aman di sana. Yah, meskipun harddisknya nun jauh di sana sih :D
Membuat jadwal backup juga disarankan. Backup teratur mengurangi resiko kehilangan data.
Seandainya anda mendelete file penting, anda masih punya cadangannya. Itulah tujuan backup.
Tidak harus backup yang memakai ekstensi khusus seperti Nero/Ace Backup, anda copy-paste saja
sudah mencukupi kok. Cuma kalau pakai tool, restoringnya akan lebih mudah. Dua minggu sekali
atau sebulan sekali juga bagus kok. Pokoknya lebih baik mencegah daripada mengobati.
Tips 9: Gunakan Virtual Sytem
Yang terakhir ini memang agak berat soalnya virtualisasi membutuhkan resource yang cukup
besar. Namun dengannya, anda bisa memperoleh perlindungan maksimal. Anda bisa memilih
teknik Virtual Machine yaitu software yang membuat anda bisa menjalankan 2 OS secara

bersamaan seperti VMWare, VirtualBox, QEMU, atau yang lain. Anda bisa bereksperimen sebebas
mungkin tanpa merusak OS host anda. Misalnya anda menggunakan Linux, lalu mencoba
menginstall Windows di VirtualBox, anda bisa “menghancurkan” Windows tersebut semau anda.
Bisa anda pakai untuk ujicoba virus apapun, mendelete file yang menggemaskan, dan yang lainnya.
Toh yang rusak cuma OS guestnya, Linux anda tetap tidak apa-apa. Perlu diketahui, virtualisasi
merupakan salah satu cara yang ditempuh vendor antivirus untuk menganalisa suatu virus agar
aman dan tidak mengakibatkan gangguan. Namun Virtual Machine meminta resource RAM yang
besar. 512 MB saja terasa begitu mencekik. Untuk kelancaran anda bisa mengupgrade ke 1 GB atau
2 GB bahkan 4 GB tergantung sistem guest apa yang anda jalankan. Windows Vista akan minta
resource yang lebih besar dari XP.
Atau dengan teknik virtualisasi yang membuat anda bisa menjalankan suatu software
(misalnya browser) di ruang virtual agar tidak merusak sistem. Anda juga bisa menempatkan file
penting anda di ruang virtualnya. Jadi file anda hanya dapat diakses di dalam ruang virtual tersebut.
Cara seperti ini namanya File/Registry Virtualization. Contoh software yang bagus untuk ini adalah
SafeSpace. Selain gratis, tampilannya bagus dan dapat diandalkan. Cara kerjanya adalah
mengisolasi aplikasi milik anda, agar hanya berjalan secara virtual di dalam SafeSpace. Aplikasi
diisolasi terpisah dari OS, namun tetap dapat dilihat di dekstop anda. Akses keluar atau kedalam
tidak diizinkan. Sehingga malware tidak akan bisa menyerang komputer anda. Alternatif untuk
SafeSpace yang bagus adalah Virtual Sandbox. Anda bisa memutuskan pilihan dengan mencari
sendiri disini. Cobalah demonya, biasanya untuk keperluan pribadi sih gratis. Namun untuk
penggunaan korporat (biasanya) anda harus membayar lisensinya.
Pilihlah cara virtualisasi sesuka anda. Dengan virtualisasi data anda dijamin aman, kalaupun
rusak paling-paling cuma mesin virtualnya saja. OS anda akan tetap aman. Jangan lupa sesuaikan
dengan sumber daya yang ada. Sekadar info, Virtualisasi File/Registry lebih hemat resource
daripada Virtual Machine. Silakan coba mana yang paling baik menurut anda.
Epilog
Nah, sekian tips dari saya. Ini semua hasil dari pengalaman (pahit) saya selama beberapa
bulan menghadapi kehancuran Windows oleh virus. Saya sendiri mencoba sebaik mungkin
menerapkan teori umum ini. Saya kira Linux adalah penawar hati saya selain backup teratur.
Murah, menyenangkan, hasilnya pasti, meskipun agak merepotkan. Meskipun artikel ini enggak
relevan dan sudah basi, yang penting saya nyumbang ilmu supaya negeri ini bisa lebih maju lagi.
Saya harap artikel ini bisa menginspirasi anda dalam mengamankan komputer pribadi, syukursyukur
anda mau ikut menulis ;) Ingat, mencegah lebih baik daripada mengobati. Oke, majulah
Indonesiaku!!!
Share on Google Plus
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment